Pasien diabetes bisa memeriksa kadar gula darahnya sendiri
dengan menggunakan alat monitor gula darah bernama Self Monitoring of Blood
Glucose (SMBG). Tapi SMBG ternyata tidak efektif digunakan untuk semua pasien
diabetes, alat ini hanya cocok untuk pasien diabetes tipe 1 tapi tidak efektif
untuk pasien diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 1 — dulu disebut insulin-dependent diabetes
(IDDM, “diabetes yang bergantung pada insulin”), atau diabetes anak-anak,
dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau
Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes
tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa
Diabetes mellitus tipe 2 — dulu disebut non-insulin-dependent
diabetes mellitus (NIDDM, “diabetes yang tidak bergantung pada insulin”) —
terjadi karena kombinasi dari “kecacatan dalam produksi insulin” dan
“resistensi terhadap insulin” atau “berkurangnya sensitifitas terhadap
insulin”(adanya defek respon jaringan terhadap insulin)yang melibatkan reseptor
insulin di membran sel akibat perubahan gaya hidup.
Alat SMBG gagal efektif pada penderita diabetes tipe 2 karena
kemampuan mengontrol gula tidak berjalan seperti yang diharapkan. Kajian
sistemik menunjukkan bahwa pasien dengan diabetes tipe 2 yang tidak tergantung
insulin tidak menggunakan SMBG untuk mengatur pola makan dan gaya hidup.
Sehingga SMBG tidak efektif untuk semua pasien diabetes. Tapi pada pasien
diabetes tipe I yang menggunakan terapi insulin alat ini justru sangat
membantu. Karena pasien bisa menggunakan kadar glukosa untuk menyesuaikan dosis
insulin
Perangkat yang digunakan untuk memeriksa kadar gula darah
adalah alat untuk menguji konsentrasi glukosa dalam darah (glikemia). Tes glukosa
darah dilakukan dengan cara menusuk kulit, biasanya di jari untuk mengambil
darah. Kemudian mengusapkan darah ke tes strip. Enam bulan pertama SMBG adalah saat waktu tingkat HbA1c
menurun sebesar 0,26 persen. Tapi data dari 2 percobaan yang melibatkan 493
peserta menunjukkan bahwa, pengaruh SMBG tidak lagi signifikan pada 12 bulan
selanjutnya, dengan penurunan kadar HbA1c sebesar 0,1 persen terutama pada
pasien diabetes tipe 2.
Uriell L. Malanda, MD, dan rekan dari VU University Medical
Center di Amsterdam juga telah mengulas 12 penelitian yang melibatkan 3259
pasien dengan diabetes yang tidak tergantung insulin. Hasilnya diterbitkan
dalam edisi terbaru dari Cochrane Library.
"Pemantauan diri glukosa darah pada pasien yang tidak
tergantung insulin memiliki dampak minimal pada kontrol glikemik, tidak
berdampak pada kesejahteraan umum atau kualitas hidup, dan agak mahal.
Akibatnya, tidak menambah manfaat jangka panjang yang relevan secara
klinis," kata Dr Malanda seperti dilansir dariMedscapeNewsToday,
Senin (20/2/2012).
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui pengaruh SMBG pada hipoglikemia dan komplikasi dari diabetes tipe 2. (Dikutip dari berbagai sumber)
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui pengaruh SMBG pada hipoglikemia dan komplikasi dari diabetes tipe 2. (Dikutip dari berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar