Seperti yang
telah dilansir dari Tribunnews.com-Senin, 24 September 2012 14:55 WIB, oleh
drg. Bambang Irawan dari RSCM Jakarta, Senin (24/9/2012), di Jakarta
menjelaskan, "Gigi yang goyang adalah ciri khas dari penderita diabetes
melitus yang tidak merawat gigi, mereka sebaiknya mengontrol kadar gula
darahnya, apalagi jika mau dicabut."
Apakah ada hubungan
antara penyakit gusi dengan diabetes?
Menurut
Sekretaris Bagian Periodontologi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah
mada (UGM), drg H Ahmad Syaify, Sp. Perio diabetes memang menimbulkan
komplikasi di banyak hal. Termasuk salah satunya adalah periodontitis. Dalam
kondisi ini, gusi mulai menjauh dari gigi. Membentuk kantung antara gigi dan
gusi. Kantung ini kelamaan akan diisi dengan kuman dan nanah. Jika hal ini
terjadi, maka diperlukan pembedahan gusi untuk menyelamatkan gigi. Jika tidak
dilakukan, infeksi akan terus berlanjut hingga menghancurkan tulang di sekitar
gigi. Gigi akan mulai goyah bahkan lepas.
Fondasi gigi rusak Periodontitis adalah
radang pada jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang). Dari seluruh komplikasi
DM, periodontitis merupakan komplikasi nomor enam terbesar di antara berbagai
macam penyakit. DM adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga
mulut. ''Hampir sekitar 80 persen pasien DM, gusinya bermasalah,'' kata Syaify
yang saat ini sedang meneliti untuk disertasi S3-nya tentang Gangguan Sistem
Pertahanan Tubuh pada Penderita Periodontitis Diabetika. Menurut Syaify, tanda-tanda
periodontitis antara lain: pasien mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi
agak lain yaitu mengkilat, tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong
gusi dalam, ada kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya
goyah, dan mudah lepas. ''Walaupun usia relatif muda sekitar 45-50 tahun,
giginya sudah hilang, tetapi gigi tidak rusak, melainkan fondasi giginya yang
rusak,''jelasnya. Dari berbagai penelitian membuktikan bahwa orang yang giginya
mudah goyah dan lepas ternyata menderita DM. Bahkan kasus periodontitis pada
penderita DM lebih banyak dibanding pada bukan penderita DM.
''Jadi, penyakit DM sebetulnya bisa
diketahui dari rongga mulut, terutama bagi pasien yang tidak mengetahui bahwa
dirinya menderita DM,'' kata Syaify. Hasil penelitian lain juga menunjukkan
bahwa hubungan antara penyakit gusi serius dan diabetes adalah dua arah.
Artinya tidak hanya orang yang mengidap diabetes yang lebih rentan terhadap
periodontitis, namun sebaliknya periodontitis mungkin memiliki potensi untuk
memengaruhi glukosa darah dan berkontribusi terhadap munculnya diabetes.
Mengapa menyerang gusi?
Karena di mulut ada jutaan bakteri yang dibutuhkan (flora
normal). Tetapi ada bakteri-bakter tertentu yang disebut bakteri periodonpatik,
karena bakteri ini khas terdapat pada jaringan periodontal atau disebut bakteri
gram negatif yang anaerobe (bakteri yang mampu hidup tanpa oksigen). ''Bisa
dibayangkan, di gusi kita ada kantongnya dan yang makin ke dasar makin tidak
ada oksigennya, sehingga bakteri anaerob makin tumbuh subur,'' kata Syaify.
''Kalau kita menyikat gigi, bakteri yang bisa dihilangkan
adalah jenis aerobe. Kalau bakteri anaerobe tidak bisa dihilangkan dengan sikat
gigi, sehingga bakteri anaerobe tersebut bisa menimbulkan masalah di kantong
gigi.'' Penderita DM bila mengalami periodontitis lebih parah daripada orang
yang sehat, karena: Pertama, daya tahan tubuh penderita DM rendah dibandingkan
orang sehat. Sel-sel pertahanan tubuh (monocyt, neutrophil, dan makrofag) juga
lemah fungsinya.
Pada saat mulut mengalami radang --dalam hal ini
periodontitis-- sel-sel pertahanan tubuh akan mengeluarkan TNF-alfa (Tumor
Necrosis Factor). Menurut lembaga kesehatan AS, Mayo Clinic, protein ini
berfungsi memobilisasi sel darah putih untuk melawan infeksi dan penyerang
lainnya. Sayangnya, hal ini mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Karena
tubuh jadi tak mampu memanfaatkan insulin yang diproduksi pankreas.
Dengan demikian, kata Syaify, bila penyakit-penyakit gusinya
di atasi, kondisi gulanya akan menjadi lebih baik. Para pasien DM sebaiknya
mulai melirik untuk memeriksakan gusinya. Jika menderita periodontitis,
segeralah atasi, agar gigi bisa bertahan dan kadar gulanya tidak lebih buruk. ''Kalau
plak di dalam kantong gusi dibersihkan, karang giginya dibersihkan, bakterinya
diusir, radangnya diredakan, maka kondisi DM-nya bisa membaik,''tuturnya.
Penyakit gigi
dan mulut apa saja yang bisa menjangkiti penderita diabetes?
1. Mulut kering
(xerostomia)
Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan
penurunan aliran saliva (air
liur), sehingga mulut terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing,
di mana alirannya dapat berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan
kotoran dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan menyebabkan
timbulnya rasa tak nyaman, lebih rentan untuk terjadinya ulserasi (luka),
lubang gigi, dan bisa menjadi ladang subur bagi bakteri untuk tumbuh dan
berkembang
2. Pembengkakan gusi
(Gingivitis) dan peradangan jaringan periodontal(periodontitis)
Selain ,merusak sel darah putih,
komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh darah sehingga
memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah
ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, sedangkan periodontitis
adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Jadi infeksi bakteri pada
penderita diabetes lebih berat.
Ada banyak faktor yang menjadi pencetus
atau yang memperberat periodontitis, di antaranya akumulasi plak, kalkulus
(karang gigi), dan faktor sistemik atau kondisi tubuh secara umum. Rusaknya
jaringan periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi
rusak, dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka kasus penyakit periodontal
di masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak menyadarinya, dan penyakit
ini merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa.
3. Penyembuhan lambat
Penderita diabetes yang tidak terkontrol
biasanya memiliki tingkat penyembuhan yang lebih lama ketika mengalami sakit
gigi. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya aliran darah pada mulut. Bagi
penderita diabetes, penyembuhan luka yang lama adalah hal yang biasa terjadi.
4. Sariawan
Meski sariawan biasa dialami oleh banyak
orang, namun penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi parah jika dialami oleh
penderita diabetes. penderita diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur
dalam mulut dan lidah yang kemudian menimbulkan penyakit semacam sariawan.
Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring naiknya tingkat gula
dalam darah dan air liur penderita diabetes.
5. Mulut terbakar
Penderita diabetes biasanya mengeluh
tentang terasa terbakar atau mati rasa pada mulutnya. Biasanya, penderita
diabetes juga mengalami mati rasa pada bagian wajah.
6. Oral
thrush
Penderita diabetes yang sering
mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi sangat rentan mengalami infeksi
jamur pada mulut dan lidah. Apalagi penderita diabetes yang merokok, resiko
terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar.
Poin-poin apa yang harus diperhatikan mengenai
kesehatan gigi dan mulut pada penderita diabetes?
·
Pertama dan yang terpenting
adalah mengontrol kadar gula darah.
·
Kemudian rawat gigi dan gusi,
serta ke dokter gigi untuk pemeriksaan rutin setiap enam bulan.
·
Untuk mengontrol sariawan
dan infeksi jamur, hindari merokok.
·
Jika Anda memakai gigi palsu,
lepas dan bersihkan gigi palsu setiap hari.
·
Kontrol gula darah yang baik
juga dapat membantu mencegah atau meringankan mulut kering yang disebabkan oleh
diabetes.
·
Menggunakan dental floss paling
tidak sekali sehari untuk mencegah plak muncul di gigi.
·
Menggunakan pembersih mulut
anti bakteri untuk mengurangi jumlah bakteri penyebab sakit gigi pada mulut.
·
Menggosok gigi, terutama
setelah makan. Gunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut.
·
Perbaiki pola hidup, jauhkan
dari penyebab stres.
·
Bila ada gigi yang tanggal
harus segera ''diganti''.
·
Jangan lupa informasikan
mengenai kondisi diabetes bila berkunjung ke dokter gigi, terutama bila hendak
mencabut gigi.
·
Kecuali sangat mendesak,
sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadar gula darah sedang tinggi. Normalkan
dahulu kadar gula darah, baru kunjungi dokter gigi kembali.
·
Pemakaian alat-alat seperti
gigi tiruan atau kawat orthodontik perlu mendapat perhatian khusus.
Pemakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan sebelum tidur dan dibersihkan
dengan seksama agar meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi jamur karena
kebersihan yang tidak terjaga. Sta (dari berbagai sumber)