Jumat, 16 November 2012

HUBUNGAN DIABETES DENGAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT



Seperti yang telah dilansir dari Tribunnews.com-Senin, 24 September 2012 14:55 WIB, oleh drg. Bambang Irawan dari RSCM Jakarta, Senin (24/9/2012), di Jakarta menjelaskan, "Gigi yang goyang adalah ciri khas dari penderita diabetes melitus yang tidak merawat gigi, mereka sebaiknya mengontrol kadar gula darahnya, apalagi jika mau dicabut."

Apakah ada hubungan antara penyakit gusi dengan diabetes?
Menurut Sekretaris Bagian Periodontologi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah mada (UGM), drg H Ahmad Syaify, Sp. Perio diabetes memang menimbulkan komplikasi di banyak hal. Termasuk salah satunya adalah periodontitis. Dalam kondisi ini, gusi mulai menjauh dari gigi. Membentuk kantung antara gigi dan gusi. Kantung ini kelamaan akan diisi dengan kuman dan nanah. Jika hal ini terjadi, maka diperlukan pembedahan gusi untuk menyelamatkan gigi. Jika tidak dilakukan, infeksi akan terus berlanjut hingga menghancurkan tulang di sekitar gigi. Gigi akan mulai goyah bahkan lepas.
Fondasi gigi rusak Periodontitis adalah radang pada jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang). Dari seluruh komplikasi DM, periodontitis merupakan komplikasi nomor enam terbesar di antara berbagai macam penyakit. DM adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut. ''Hampir sekitar 80 persen pasien DM, gusinya bermasalah,'' kata Syaify yang saat ini sedang meneliti untuk disertasi S3-nya tentang Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh pada Penderita Periodontitis Diabetika. Menurut Syaify, tanda-tanda periodontitis antara lain: pasien mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi agak lain yaitu mengkilat, tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong gusi dalam, ada kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah, dan mudah lepas. ''Walaupun usia relatif muda sekitar 45-50 tahun, giginya sudah hilang, tetapi gigi tidak rusak, melainkan fondasi giginya yang rusak,''jelasnya. Dari berbagai penelitian membuktikan bahwa orang yang giginya mudah goyah dan lepas ternyata menderita DM. Bahkan kasus periodontitis pada penderita DM lebih banyak dibanding pada bukan penderita DM.
''Jadi, penyakit DM sebetulnya bisa diketahui dari rongga mulut, terutama bagi pasien yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita DM,'' kata Syaify. Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa hubungan antara penyakit gusi serius dan diabetes adalah dua arah. Artinya tidak hanya orang yang mengidap diabetes yang lebih rentan terhadap periodontitis, namun sebaliknya periodontitis mungkin memiliki potensi untuk memengaruhi glukosa darah dan berkontribusi terhadap munculnya diabetes.

Mengapa menyerang gusi?
Karena di mulut ada jutaan bakteri yang dibutuhkan (flora normal). Tetapi ada bakteri-bakter tertentu yang disebut bakteri periodonpatik, karena bakteri ini khas terdapat pada jaringan periodontal atau disebut bakteri gram negatif yang anaerobe (bakteri yang mampu hidup tanpa oksigen). ''Bisa dibayangkan, di gusi kita ada kantongnya dan yang makin ke dasar makin tidak ada oksigennya, sehingga bakteri anaerob makin tumbuh subur,'' kata Syaify.
''Kalau kita menyikat gigi, bakteri yang bisa dihilangkan adalah jenis aerobe. Kalau bakteri anaerobe tidak bisa dihilangkan dengan sikat gigi, sehingga bakteri anaerobe tersebut bisa menimbulkan masalah di kantong gigi.'' Penderita DM bila mengalami periodontitis lebih parah daripada orang yang sehat, karena: Pertama, daya tahan tubuh penderita DM rendah dibandingkan orang sehat. Sel-sel pertahanan tubuh (monocyt, neutrophil, dan makrofag) juga lemah fungsinya.
Pada saat mulut mengalami radang --dalam hal ini periodontitis-- sel-sel pertahanan tubuh akan mengeluarkan TNF-alfa (Tumor Necrosis Factor). Menurut lembaga kesehatan AS, Mayo Clinic, protein ini berfungsi memobilisasi sel darah putih untuk melawan infeksi dan penyerang lainnya. Sayangnya, hal ini mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Karena tubuh jadi tak mampu memanfaatkan insulin yang diproduksi pankreas.
Dengan demikian, kata Syaify, bila penyakit-penyakit gusinya di atasi, kondisi gulanya akan menjadi lebih baik. Para pasien DM sebaiknya mulai melirik untuk memeriksakan gusinya. Jika menderita periodontitis, segeralah atasi, agar gigi bisa bertahan dan kadar gulanya tidak lebih buruk. ''Kalau plak di dalam kantong gusi dibersihkan, karang giginya dibersihkan, bakterinya diusir, radangnya diredakan, maka kondisi DM-nya bisa membaik,''tuturnya.

Penyakit gigi dan mulut apa saja yang bisa menjangkiti penderita diabetes?
1. Mulut kering (xerostomia)
Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan aliran saliva (air liur), sehingga mulut terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing, di mana alirannya dapat berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih rentan untuk terjadinya ulserasi (luka), lubang gigi, dan bisa menjadi ladang subur bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang
2. Pembengkakan gusi (Gingivitis) dan peradangan jaringan periodontal(periodontitis)
Selain ,merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, sedangkan periodontitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Jadi infeksi bakteri pada penderita diabetes lebih berat.
Ada banyak faktor yang menjadi pencetus atau yang memperberat periodontitis, di antaranya akumulasi plak, kalkulus (karang gigi), dan faktor sistemik atau kondisi tubuh secara umum. Rusaknya jaringan periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak, dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka kasus penyakit periodontal di masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak menyadarinya, dan penyakit ini merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa.
3. Penyembuhan lambat
Penderita diabetes yang tidak terkontrol biasanya memiliki tingkat penyembuhan yang lebih lama ketika mengalami sakit gigi. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya aliran darah pada mulut. Bagi penderita diabetes, penyembuhan luka yang lama adalah hal yang biasa terjadi.
4. Sariawan
Meski sariawan biasa dialami oleh banyak orang, namun penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi parah jika dialami oleh penderita diabetes. penderita diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur dalam mulut dan lidah yang kemudian menimbulkan penyakit semacam sariawan. Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring naiknya tingkat gula dalam darah dan air liur penderita diabetes.
5. Mulut terbakar
Penderita diabetes biasanya mengeluh tentang terasa terbakar atau mati rasa pada mulutnya. Biasanya, penderita diabetes juga mengalami mati rasa pada bagian wajah.
6. Oral thrush
Penderita diabetes yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi sangat rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah. Apalagi penderita diabetes yang merokok, resiko terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar.
Poin-poin apa yang harus diperhatikan mengenai kesehatan gigi dan mulut pada penderita diabetes?
·         Pertama dan yang terpenting adalah mengontrol kadar gula darah.
·         Kemudian rawat gigi dan gusi, serta ke dokter gigi untuk pemeriksaan rutin setiap enam bulan.
·         Untuk mengontrol sariawan dan infeksi jamur, hindari merokok.
·         Jika Anda memakai gigi palsu, lepas dan bersihkan gigi palsu setiap hari.
·         Kontrol gula darah yang baik juga dapat membantu mencegah atau meringankan mulut kering yang disebabkan oleh diabetes.
·         Menggunakan dental floss paling tidak sekali sehari untuk mencegah plak muncul di gigi.
·         Menggunakan pembersih mulut anti bakteri untuk mengurangi jumlah bakteri penyebab sakit gigi pada mulut.
·         Menggosok gigi, terutama setelah makan. Gunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut.
·         Perbaiki pola hidup, jauhkan dari penyebab stres.
·         Bila ada gigi yang tanggal harus segera ''diganti''.
·         Jangan lupa informasikan mengenai kondisi diabetes bila berkunjung ke dokter gigi, terutama bila hendak mencabut gigi.
·         Kecuali sangat mendesak, sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadar gula darah sedang tinggi. Normalkan dahulu kadar gula darah, baru kunjungi dokter gigi kembali.
·         Pemakaian alat-alat seperti gigi tiruan atau  kawat orthodontik perlu mendapat perhatian khusus. Pemakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan sebelum tidur dan dibersihkan dengan seksama agar meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi jamur karena kebersihan yang tidak terjaga. Sta (dari berbagai sumber)


Tes Gula Darah Sendiri Tak Efektif untuk Semua Pasien Diabetes





Pasien diabetes bisa memeriksa kadar gula darahnya sendiri dengan menggunakan alat monitor gula darah bernama Self Monitoring of Blood Glucose (SMBG). Tapi SMBG ternyata tidak efektif digunakan untuk semua pasien diabetes, alat ini hanya cocok untuk pasien diabetes tipe 1 tapi tidak efektif untuk pasien diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 1 — dulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, “diabetes yang bergantung pada insulin”), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa
Diabetes mellitus tipe 2 — dulu disebut non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM, “diabetes yang tidak bergantung pada insulin”) — terjadi karena kombinasi dari “kecacatan dalam produksi insulin” dan “resistensi terhadap insulin” atau “berkurangnya sensitifitas terhadap insulin”(adanya defek respon jaringan terhadap insulin)yang melibatkan reseptor insulin di membran sel akibat perubahan gaya hidup.
Alat SMBG gagal efektif pada penderita diabetes tipe 2 karena kemampuan mengontrol gula tidak berjalan seperti yang diharapkan. Kajian sistemik menunjukkan bahwa pasien dengan diabetes tipe 2 yang tidak tergantung insulin tidak menggunakan SMBG untuk mengatur pola makan dan gaya hidup. Sehingga SMBG tidak efektif untuk semua pasien diabetes. Tapi pada pasien diabetes tipe I yang menggunakan terapi insulin alat ini justru sangat membantu. Karena pasien bisa menggunakan kadar glukosa untuk menyesuaikan dosis insulin
Perangkat yang digunakan untuk memeriksa kadar gula darah adalah alat untuk menguji konsentrasi glukosa dalam darah (glikemia). Tes glukosa darah dilakukan dengan cara menusuk kulit, biasanya di jari untuk mengambil darah. Kemudian mengusapkan darah ke tes strip. Enam bulan pertama SMBG adalah saat waktu tingkat HbA1c menurun sebesar 0,26 persen. Tapi data dari 2 percobaan yang melibatkan 493 peserta menunjukkan bahwa, pengaruh SMBG tidak lagi signifikan pada 12 bulan selanjutnya, dengan penurunan kadar HbA1c sebesar 0,1 persen terutama pada pasien diabetes tipe 2.
Uriell L. Malanda, MD, dan rekan dari VU University Medical Center di Amsterdam juga telah mengulas 12 penelitian yang melibatkan 3259 pasien dengan diabetes yang tidak tergantung insulin. Hasilnya diterbitkan dalam edisi terbaru dari Cochrane Library.
"Pemantauan diri glukosa darah pada pasien yang tidak tergantung insulin memiliki dampak minimal pada kontrol glikemik, tidak berdampak pada kesejahteraan umum atau kualitas hidup, dan agak mahal. Akibatnya, tidak menambah manfaat jangka panjang yang relevan secara klinis," kata Dr Malanda seperti dilansir dariMedscapeNewsToday, Senin (20/2/2012).
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui pengaruh SMBG pada hipoglikemia dan komplikasi dari diabetes tipe 2. (Dikutip dari berbagai sumber)

TIPS MENCEGAH DIABETES

Menurut Internasional Diabetes Federation, dalam 20 terakhir ini, jumlah orang dengan diabetes di seluruh dunia meningkat dari 30 juta menjadi 230 juta. Diabetes kini menjadi penyebab kematian terbesar ke-4 di dunia. Menyebabkan 3 juta kematian di seluruh dunia. Dr. Richard Kahn dari American Diabetes Association, Alexandria, Virginia, menyatakan bahwa screening diabetes yang dilakukan sedini mungkin akan bermanfaat mengurangi biaya sekaligus risiko kmplikasi penyekit yang lebih serius seperti Jantung Koroner dan stroke. Bukan hanyascreening, tindakan pencegahan berupa perbaikan gaya hidup pun amat penting dilakukan. Menurut WHO, penderita diabetes di Indonesia dan Negara berkembang lainnya meningkat drastis akibat pergeseran pola hidup, terutama peningkatan konsumsi fast food dan gaya hidup tidak aktif. Pasalnya, konsumsi makanan tinggi lemak ditambah kurang bergerak akan berakibat tubuh kita tidak rajin memanfaatkan simpanan gula di dalam darah sebagai energi untuk beraktivitas. Sebelum terlambat, lakukan langkah pencegahan berikut: Lakukan lebih banyak aktivitas fisik Ada banyak manfaat berolahraga secara teratur. Latihan olahraga dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh Anda terhadap insulin, yang membantu menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada pria yang diikuti selama 10 tahun, untuk setiap 500 kkal yang dibakar per minggu melalui latihan, ada penurunan 6% risiko relatif untuk pengembangan diabetes. Penelitian itu juga mencatat manfaat yang lebih besar pada pria yang lebih gemuk. Dengan meningkatkan olahraga, tubuh menggunakan insulin lebih efisien sampai 70 jam setelah latihan. Jadi, berolahraga 3-4 kali seminggu akan bermanfaat pada kebanyakan orang. Penelitian menunjukkan bahwa baik latihan aerobik dan latihan ketahanan dapat membantu mengendalikan diabetes, tapi manfaat terbesar berasal dari program fitness yang meliputi keduanya. Perlu dicatat bahwa banyak manfaat olahraga independen terhadap penurunan berat badan. Namun, bila dikombinasikan dengan penurunan berat badan, keuntungannya meningkat secara substansial. Jika tidak suka dengan fitness, maka Anda baiknya mengembangkan otot-otot kuat dan aktif dan anda mengabsorbsi dan membakar kelebihan gula darah, menurunkan resiko diabetes sampai 58% yang mengagetkan, anda tidak perlu lari bermil-mil atau berkeringat di Gym untuk mendapatkan khasiat ini. Menurut sebuah studi baru, perempuan yan paling fit bukan yang paling banyak olahraga, tapi perempuan yang rumahnya paling bersih. Para ahli di Indiana University menemukan, subyek yang menjaga rumah mereka rapid dan bersih, kebut debu, memvacum dan menyikat lantai, aktif secara alamiah, lebih bugar disbanding orang-orang yang olahraga jalan kaki setiap hari. Perhatikan pola makan Buah dan sayur kaya akan fitokimia dan antioksidan yang berfungsi melindungi tubuh dari zat-zat berbahaya. Buah dan sayur juga banyak mengandung serat yang berguna meperlambat waktu pencernaan makanan. Dengan begitu, Anda akan merasa kenyang lebih lama dan tidak tergoda untuk ngemil makanan yang manis-manis,sehingga dapat mengurangi risiko diabetes dengan meningkatkan kontrol gula darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioflavonoid, zat warna dalam buah-buahan dan tanaman akan menrangsang produksi insulin dan menghambat glikasi atau proses pemecahan ikatan mmolekul glukosa dengan protein sehingamerangsang pembentukan advanced glycation end product (AGE). Sedangkan kebanyakan AGE tidak berbahaya, sebagian yang lain dapat mengganggu fungsi molekuler dan memberikan kontribusi terhadap kerusakan organ dan syaraf. Meskipun tidak jelas mengapa, biji-bijian dapat mengurangi risiko diabetes dan membantu menjaga kadar gula darah. Dalam sebuah studi pada lebih dari 83.000 perempuan, konsumsi kacang-kacangan (dan selai kacang) tampaknya menunjukkan beberapa efek perlindungan terhadap pengembangan diabetes. Wanita yang mengkonsumsi lebih dari lima porsi satu-ons kacang per minggu menurunkan resiko terkena diabetes dibandingkan wanita yang tidak mengkonsumsi kacang sama sekali. Kurangi konsumsi bahan makanan olahan dan pilihlah produk pangan alami. Proses pengolahan makanan di pabrik seringkali menghilangkan zat gizi yang penting bagi tubuh. Bahan pangan olahan juga banyak yang mengandung gula dan garam berlebih serta zat pengawet yang tidak menguntungkan bagi kesehatan. Turunkan berat badan Sekitar 80% penderita diabetes kegemukan dan kelebihan berat badan. Jika Anda kelebihan berat badan, pencegahan diabetes (biasanya tipe 2) dapat bergantung pada penurunan berat badan. Setiap kg Anda kehilangan berat badan dapat meningkatkan kesehatan Anda. Dalam sebuah penelitian, orang dewasa yang kegemukan mengurangi risiko diabetes mereka sebesar 16 persen untuk setiap kilogram berat badan yang hilang. Juga, mereka yang kehilangan sejumlah berat setidaknya 5 sampai 10 persen berat badan awal dan berolahraga secara teratur mengurangi risiko diabetes hampir 60 persen dalam tiga tahun. Perbanyak minum produk susu rendah lemak Data mengenai produk susu rendah lemak tampaknya berbeda-beda, tergantung apakah Anda gemuk atau tidak. Pada penderita obesitas, semakin banyak susu rendah lemak yang dikonsumsi, semakin rendah risiko sindrom metabolik. Secara khusus, mereka yang mengkonsumsi lebih dari 35 porsi produk susu tersebut seminggu memiliki risiko jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang mengkonsumsi kurang dari 10 porsi seminggu. Menariknya, hubungan ini tidak begitu kuat pada orang yang ramping. Kurangi lemak hewani Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 42.000 orang, diet tinggi daging merah, daging olahan, produk susu tinggi lemak, dan permen, dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes hampir dua kali dari mereka yang makan diet sehat. Hal ini independen terhadap berat badan dan faktor-faktor lain. Kurangi konsumsi gula Konsumsi gula saja tidak terkait dengan pengembangan diabetes tipe 2. Namun, setelah disesuaikan dengan berat badan dan variabel lainnya, tampaknya ada hubungan antara minum minuman sarat gula dan pengembangan diabetes tipe 2. Wanita yang minum satu atau lebih minuman bergula sehari memiliki hampir dua kali lipat risiko terkena diabetes daripada wanita yang minum satu per bulan atau kurang. Berhenti merokok Merokok tidak hanya berkontribusi pada penyakit jantung dan menyebabkan kanker paru-paru tetapi juga terkait dengan perkembangan diabetes. Merokok lebih dari 20 batang sehari dapat meningkatkan risiko diabetes lebih dari tiga kali lipat dari orang yang tidak merokok. Alasan tepatnya untuk hal ini belum diketahui dengan baik. Kemungkinan merokok secara langsung menurunkan kemampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin. Selain itu, ada juga hubungan antara merokok dan distribusi lemak tubuh. Merokok cenderung mendorong bentuk tubuh “apel” yang merupakan faktor risiko untuk diabetes. Hindari lemak trans Hindari mengkonsumsi lemak trans (minyak sayur terhidrogenasi) yang banyak digunakan pada produk olahan dan makanan cepat saji. Mereka telah menunjukkan berkontribusi pada penyakit jantung dan juga dapat menyebabkan diabetes tipe- 2. Dapatkan dukungan Dapatkan teman, keluarga atau sekelompok orang untuk membantu Anda dalam mencegah diabetes. Mereka dapat mendukung Anda dalam memempertahankan gaya hidup sehat baru Anda. Ketahui riwayat kesehatan keluarga. Kemungkinan seseorang terkena diabetes di kemudian hari akan meningkat jika di dalam keluarga terdapat satu atau lebih anggota yang menderita diabetes. Lakukan pemeriksaan kesehatan Setiap orang yang berusia di atas 45 tahun harus emmiliki jadwal rutin pemeriksaan kadar gula darah setiap 3 taun sekali. Namun, jika seseorang termasuk kelompok dengan factor resiko tinggi, pemeriksaan rutin harus dimulai pada usia lebih dini. Monitor tekanan darah secara teratur Sekitar 73 persen orang dewasa dengan diabetes ternyata juga menderita tekanan darah tinggi. Bergabung dengan grup Menurunkan kelebihan berat badan dapat membantu mencegah diabetes. Kini sebuah studi baru menunjukkan, jauh lebih mudah menurunkan berat badan jika bergabung dengan grup. Misalnya, teman-teman yang pemikirannya sama. Mendapat dukungan mingguan membantu orang-orang menurunkan berat badan dua kali lebih cepat dan dikaitkan dengan menurunkan risiko diabetes sampai 50%. Kunci sukses adalah bersedia berbagai tujuan-tujuan, cerita-cerita dan resep paling lezat yang bersahabat dengan pinggang. Gosok gigi dengan sikat gigi kering Gosok gigi dengan sikat gigi kering, tanpa menambahkan pasta gigi atau bahkan setetes air, secara lebih efektif membantu membersihkan bakteri plak. Menurut para ahli di University of Chicago, hal ini membantu mencegah penyakit gusi dan diabetes. Bakteri penyebab penyakit gusi juga memmicu pembentukan cytokine,protein inflammatory yang mebuat tubuh resisten insulin, kata ahli di John Hopkin’s University. Suplemen yang bisa membantu Beberapa nutrient penting dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan meurunkan gula darah, mengurangi resiko diabetes sampai separuhnya. Jika dokter anda mengizinnkan, minum dosis yang terbukti dalam studi atau hanya minum multivitamin setiap hari: 400 IU Vitamin D, 1.200 mg kalsium, 400 mg magnesium. Selain itu bias juga mencoba obat alami diabetes sebagai alternative pengobatan alami penyakit diabetes. Sta (Dikutip dari berbagai sumber)